PANDEGLANG - Proyek Strategis Nasional (PSN) Jalan Tol Serang-Panimbang sepanjang 83,67 km terus dikebut dan ditargetkan rampung pada tahun 2027. Meskipun sempat mengalami penundaan dari target awal, penyelesaian tol ini digadang-gadang menjadi katalisator utama untuk menggerakkan roda ekonomi dan pariwisata, khususnya di kawasan Banten Selatan.
Saat ini, proyek yang dikerjakan dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini telah menunjukkan kemajuan signifikan. Seksi 2, yang membentang dari Rangkasbitung hingga Cileles sepanjang 24,17 km, ditargetkan siap beroperasi pada Oktober 2026.
Potensi Ekonomi dan Wisata Terbuka Lebar
Kehadiran jalan tol ini diharapkan dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dari Jakarta menuju Banten Selatan secara drastis. Perjalanan yang sebelumnya bisa memakan waktu 3–4 jam, atau bahkan 6–7 jam untuk mencapai Bayah, diproyeksikan hanya akan menjadi 1–2 jam ke kawasan Tanjung Lesung dan sekitar 4–5 jam ke Bayah setelah tol beroperasi penuh.
Efisiensi waktu ini akan membuka akses ke berbagai kawasan pariwisata unggulan, termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Lesung, Geopark Nasional Ujung Kulon, dan Geopark Bayah Dome. Selain itu, konektivitas yang lebih baik ini akan mendukung pengembangan ekonomi di wilayah Banten Tengah dan Selatan dengan Banten Utara yang berdekatan dengan Jakarta.
Investasi dan Serapan Tenaga Kerja Meningkat
Manfaat tol Serang-Panimbang juga menjangkau sektor ekonomi. Dengan akses logistik yang lebih lancar, Banten Selatan—yang dikenal kaya sumber daya alam—diharapkan menarik lebih banyak investasi. Pembangunan industri akan semakin bergairah, mengingat upah minimum kabupaten (UMK) Lebak yang relatif lebih rendah dibandingkan Tangerang atau Serang Raya.
Berdasarkan data BKPM, investasi di Lebak mulai meningkat setelah beroperasinya Seksi 1 tol Serang-Panimbang pada akhir 2021. Hingga September 2025, realisasi investasi di Lebak mencapai Rp923 miliar, dengan sektor transportasi dan telekomunikasi sebagai penyumbang terbesar. Pemerintah Kabupaten Lebak bahkan telah menyiapkan 3.000 hektare lahan yang "clean and clear" untuk menarik investor.
Dengan demikian, proyek tol ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga sebuah investasi jangka panjang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Banten Selatan.

