Lebak, Banten — Pernahkah kamu membayangkan naik kereta sampai ke Bayah, Lebak Selatan? Ternyata, dulu hal itu bukan sekadar angan.
Jalur kereta Saketi–Malingping–Bayah memang pernah ada — meski usianya sangat singkat.
Jalur yang dibuka pada 1 April 1944 ini merupakan salah satu rute kereta dengan umur operasi paling pendek di Indonesia. Hanya bertahan tujuh tahun, jalur ini resmi ditutup pada 1951.
Jejak Kelam di Balik Rel Bayah
Pembangunan jalur ini tak lepas dari masa pendudukan Jepang. Rel tersebut dibangun untuk keperluan industri, tepatnya mengangkut batu bara dari Gunung Madur, Bayah, menuju Pelabuhan Saketi.
Namun, di balik proyek itu tersimpan kisah pilu. Pembangunan dilakukan menggunakan tenaga romusha, dan diperkirakan lebih dari 60 ribu pekerja meninggal dunia akibat kelaparan, penyakit, dan kerja paksa selama proses konstruksi sepanjang 90 kilometer tersebut.
Setiap harinya, jalur ini hanya mengangkut sekitar 800 penumpang, sebagian besar merupakan pekerja tambang dan aparat Jepang. Kereta kala itu ditarik oleh lokomotif uap tipe BB106 buatan Staatsspoorwegen (perusahaan kereta Hindia Belanda).
Yang Tersisa Kini Hanya Kenangan
Lebih dari enam dekade setelah ditutup, nyaris tak banyak yang tersisa dari jalur Saketi–Bayah. Bekas badan jalan rel (roadbed), fondasi jembatan, dan sisa emplasemen stasiundi beberapa titik menjadi satu-satunya penanda sejarah masa lalu.
Kini, lahan bekas rel itu sudah berubah fungsi menjadi permukiman warga, pasar, sekolah, sawah, bahkan lapangan olahraga. Jalur bersejarah itu seolah benar-benar terhapus dari peta.
Ada Peluang Direaktivasi?
Sejak 2018, Pemerintah Kabupaten Lebak sempat menggulirkan wacana reaktivasi jalur Saketi–Bayah. Sayangnya, hingga kini belum ada lampu hijau dari pemerintah pusat untuk merealisasikan proyek tersebut.
Yang lebih dekat untuk diwujudkan justru reaktivasi jalur Rangkasbitung–Labuan, yang rencananya akan dimulai pada 2026 mendatang.
Semula, pembebasan lahan direncanakan pada 2025, namun mundur karena penyesuaian anggaran. Pemerintah menargetkan proyek pembangunan rampung 2027, dan jalur ini bisa kembali beroperasi pada 2029.
Harapan Warga Selatan Banten
Bagi masyarakat Lebak Selatan, kehadiran kembali jalur kereta hingga Bayah tentu menjadi impian lama. Selain membuka konektivitas, jalur ini berpotensi menghidupkan kembali ekonomi kawasan pesisir selatan Banten yang kini bergantung pada jalur darat.
Jika masih beroperasi mungkin jadi jalur kereta dengan pemandangan paling indah lantaran menghadap langsung ke Samudera Hindia.


