PANDEGLANG - Tim Aksi Bersama baru-baru ini melakukan riset lapangan yang berkesan di Pondok Pesantren Jamiatul Mubtadi, berada di Kp Cikembang Desa Cihanjuang Kec Cibaliung Kab Pandeglang.
Membuka mata akan dedikasi luar biasa dari pimpinan ponpes dalam menyediakan pendidikan agama berkualitas tanpa memandang status ekonomi.
Tim disambut hangat oleh pimpinan pondok pesantren, Kyai Khoirudin, dan istrinya. Keramahan dan keterbukaan mereka membuat tim riset merasa nyaman, bahkan disuguhi hidangan luar biasa sembari bertukar pikiran dan mendapatkan wawasan serta pengetahuan baru.
Fokus Qiroat dan Ketulusan Tanpa Biaya
Pondok Pesantren Jamiatul Mubtadi, yang berdiri sejak 2014, memiliki fokus utama pada pembelajaran seni baca Al-Qur'an atau qiroat/qori. Hal yang paling mengesankan bagi tim Aksi Bersama adalah komitmen Kyai Khoirudin dan istrinya yang menampung belasan santri tanpa memungut biaya sepeser pun, meskipun dengan keterbatasan ekonomi yang dihadapi ponpes.
"Kami sangat terkesan dengan ketulusan dan dedikasi Kiyai Khoirudin dan istrinya dalam menampung semua santri tanpa biaya sepeser pun," ungkap Iman Setiawan.
Menariknya, pendidikan di ponpes ini tidak hanya terbatas pada qiroat. Istri Kyai Khoirudin juga turut mengajar kitab kuning, memberikan pendidikan agama yang komprehensif bagi para santri.
Sinergi Bakat Agama dan Teknis
Saat ini, ponpes tersebut menampung sekitar 15 santri. Pembangunan kobong (asrama) untuk santriawati sedang berlangsung, sehingga para santriawati terpaksa dipulangkan sementara hingga pembangunan selesai.
Dalam kunjungan tersebut, tim bertemu dengan Wildan (17 tahun), seorang santri berbakat dengan suara merdu dalam melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Berkat bimbingan intensif dari Kyai Khoirudin, Wildan berhasil meraih juara 2 dalam sebuah kompetisi dan sering diundang dalam berbagai acara. Selain kemampuan qori, Wildan juga menunjukkan bakat di dunia teknisi, seperti memperbaiki kipas angin dan mesin air.
Respons Terhadap Ketimpangan Sosial Ekonomi
Tim Aksi Bersama mengamati bahwa masyarakat di Cikembang dan sekitarnya masih menghadapi ketimpangan sosial ekonomi yang signifikan. Pondok pesantren ini hadir sebagai solusi vital, menjadi pilihan pendidikan yang layak bagi mereka yang tidak mampu mengakses pendidikan formal karena biaya yang tinggi.
"Kami sangat terenyuh melihat masyarakat yang membutuhkan fasilitas pendidikan yang layak," kata salah satu anggota tim. "Kami sadar bahwa agen perubahan bukan hanya sekadar mencapai cita-cita atau impian individu, tetapi lebih kepada kebermanfaatan untuk masyarakat banyak."
Pengalaman di Ponpes Jamiatul Mubtadi menjadi pengingat kuat akan pentingnya dedikasi sosial dan peran vital lembaga pendidikan non-formal dalam menjembatani akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.
Team riset Aksi bersama :(Iman,Dewi,arra,husnul )

